بر
الوالدين
للشيخ الإمام العلامة جمال الدين أبو الفرج عبد الرحمن بن علي
بن محمد بن الجوزي
*********************
BERBAKTI PADA ORANG TUA
Berkatalah
Syeikh al Imam Jamaluddin Abul Faroj Abddurrohman bin 'Ali bin Muhammad al
Jauzy: Segala puji bagi Allah yang telah memerintahkan untuk berbakti kepada
orang tua dan berlaku melarang durhaka. Sholawat dan salam-NYA semoga terlimpah
atas sayyidina Muhammad yang jujur dan
dibenarkan oleh Allah. Dan bagi keluarga serta para pengikut beliau sampai hari
qiyamat.
Sesungguhnya aku menyaksikan anak muda
pada zamanku yang tidak lagi berbakti pada kedua orang tuanya dan tidak
mempedulikan kewajiban agamanya. Mereka meninggikan suara di hadapan Ayah dan
Ibu mereka, seolah-olah tidak meyakini bahwa mentaati Ayah-Ibu adalah bagian
dari kewajiban.Mereka juga memutuskan
kekerabatan, di mana Allah telah memerintahkan untuk meyambungnya melalui
beberapa peringatan dan melarang untuk memutuskannya dengan larangan yang
sangat serius. Bahkan, tak jarang mereka memperlakukan kerabat dengan dingin
dan kata-kata yang kasar. Mereka berpaling dari orang-orang miskin dan tidak
mau bersedekah, seakan-akan mereka tidak membenarkan tentang adanya pahala dari
hal-hal yang mereka sedekahkan. Mereka mengabaikan segala perbuatan yang baik
menurut syari'at dan dapat diterima oleh akal, sementara mereka juga mengetahui tentang adanya pahala dan siksa
dari apa-apa yang mereka telah lakukan. Kemudian
aku berinisiatif untuk menyusun kitab
ini secara khusus, untuk menyadarkan
mereka yang sedang lupa dan mengingatkan mereka yang berhati-hati. Aku
mengatur kitab ini dalam beberapa bab dan pasal yang berkesinambungan. Semoga
Allah memberikan taufiq dalam mengulasnya.
********************
Penjelasan secara logika
Tiada keraguan bagi orang yang memiliki
akal bahwa pemberi nikmat yang tertinggi adalah Al Mun'im ( Allah al Haq ), dan
tiada pemberi nikmat bagi seorang hamba setelah Allah, seperti nikmat yang
diberikan oleh orang tua ( Ayah-Ibu).
Ibu telah mengandung dalam keadaan susah
payah, melahirkan dalam keadaan sengsara, mendidik dengan lelah, dan bahkan
sering begadang untuk menjaga anak-anaknya. Mereka melupakan keinginan
pribadinya dan selalu mengutamakan kebutuhan anak-anaknya.
Ayah adalah penyebab keberadaan seorang
anak, mencintai setelah kelahirannya, menyayangi, mendidik dengan segala
kemampuan dan memberi nafkah kepadanya.
Orang yang cerdas akan selalu menyadari pada
kebaikan-kebaikan yang telah dia terima dari seseorang dan berusaha sekuat
tenaga untuk membalasnya. Orang yang bodoh akan mengabaikan hal itu dan bahkan
terkadang juga mengingkarinya. Dan ketahuilah, sesungguhnya berbuat baik kepada
orang tua tidaklah cukup hanya dengan mengucapkan terima kasih kepada mereka.
Berikut ini adalah dalil-dalil yang
menjelaskannya.
Dari
Zur'ah bin Ibrohim, beliau berkata: seorang laki-laki mendatangi 'Umar bin
Khotthob rodliyallaahu 'anhu lalu berkata: sesungguhnya aku memiliki seorang
Ibu yang sudah tua dan tidak berdaya. Dia tidak bisa mendatangi hajatnya
kecuali dengan aku gendong, aku mewudlukannya dan memalingkan mukaku dari
memandangnya. Apakah aku sudah memenuhi hak-haknya?
'Umar menjawab:
Tidak!.
Lalu laki-laki itu berkata lagi: bukankah aku sudah menggendongnya dan
menahan keinginanku karenanya?
Beliau menjawab: sesungguhnya, dulu ketika Ibumu
melakukan hal yang sama sepertimu, dia sangat mengharapkan kamu hidup, namun
sekarang kamu menggendongnya dan mengharapkan agar dia mati dan berpisah denganmu.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar