Sabtu, 28 Januari 2012

BERBAKTI PADA ORANG TUA (1)


    بر الوالدين
للشيخ الإمام العلامة جمال الدين أبو الفرج عبد الرحمن بن علي بن محمد بن الجوزي
 *********************
              BERBAKTI PADA ORANG TUA

Berkatalah Syeikh al Imam Jamaluddin Abul Faroj Abddurrohman bin 'Ali bin Muhammad al Jauzy: Segala puji bagi Allah yang telah memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua dan berlaku melarang durhaka. Sholawat dan salam-NYA semoga terlimpah atas sayyidina Muhammad  yang jujur dan dibenarkan oleh Allah. Dan bagi keluarga serta para pengikut beliau sampai hari qiyamat. 

Sesungguhnya aku menyaksikan anak muda pada zamanku yang tidak lagi berbakti pada kedua orang tuanya dan tidak mempedulikan kewajiban agamanya. Mereka meninggikan suara di hadapan Ayah dan Ibu mereka, seolah-olah tidak meyakini bahwa mentaati Ayah-Ibu adalah bagian dari kewajiban.Mereka juga memutuskan kekerabatan, di mana Allah telah memerintahkan untuk meyambungnya melalui beberapa peringatan dan melarang untuk memutuskannya dengan larangan yang sangat serius. Bahkan, tak jarang mereka memperlakukan kerabat dengan dingin dan kata-kata yang kasar. Mereka berpaling dari orang-orang miskin dan tidak mau bersedekah, seakan-akan mereka tidak membenarkan tentang adanya pahala dari hal-hal yang mereka sedekahkan. Mereka mengabaikan segala perbuatan yang baik menurut syari'at dan dapat diterima oleh akal, sementara mereka juga  mengetahui tentang adanya pahala dan siksa dari apa-apa yang mereka telah lakukan.  Kemudian aku berinisiatif  untuk menyusun kitab ini secara khusus, untuk menyadarkan  mereka yang sedang lupa dan mengingatkan mereka yang berhati-hati. Aku mengatur kitab ini dalam beberapa bab dan pasal yang berkesinambungan. Semoga Allah memberikan taufiq dalam mengulasnya.

                                         ********************

Penjelasan secara logika 

Tiada keraguan bagi orang yang memiliki akal bahwa pemberi nikmat yang tertinggi adalah Al Mun'im ( Allah al Haq ), dan tiada pemberi nikmat bagi seorang hamba setelah Allah, seperti nikmat yang diberikan oleh orang tua ( Ayah-Ibu). 

Ibu telah mengandung dalam keadaan susah payah, melahirkan dalam keadaan sengsara, mendidik dengan lelah, dan bahkan sering begadang untuk menjaga anak-anaknya. Mereka melupakan keinginan pribadinya dan selalu mengutamakan kebutuhan anak-anaknya.

Ayah adalah penyebab keberadaan seorang anak, mencintai setelah kelahirannya, menyayangi, mendidik dengan segala kemampuan dan memberi nafkah kepadanya.

Orang yang cerdas akan selalu menyadari pada kebaikan-kebaikan yang telah dia terima dari seseorang dan berusaha sekuat tenaga untuk membalasnya. Orang yang bodoh akan mengabaikan hal itu dan bahkan terkadang juga mengingkarinya. Dan ketahuilah, sesungguhnya berbuat baik kepada orang tua tidaklah cukup hanya dengan mengucapkan terima kasih kepada mereka.

Berikut ini adalah dalil-dalil yang menjelaskannya.

Dari Zur'ah bin Ibrohim, beliau berkata: seorang laki-laki mendatangi 'Umar bin Khotthob rodliyallaahu 'anhu lalu berkata: sesungguhnya aku memiliki seorang Ibu yang sudah tua dan tidak berdaya. Dia tidak bisa mendatangi hajatnya kecuali dengan aku gendong, aku mewudlukannya dan memalingkan mukaku dari memandangnya.  Apakah aku sudah memenuhi hak-haknya? 
'Umar menjawab: Tidak!. 
Lalu laki-laki itu berkata lagi: bukankah aku sudah menggendongnya dan menahan keinginanku karenanya? 
Beliau menjawab: sesungguhnya, dulu ketika Ibumu melakukan hal yang sama sepertimu, dia sangat mengharapkan kamu hidup, namun sekarang kamu menggendongnya dan mengharapkan agar dia mati dan berpisah denganmu.

                                          (bersambung)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar