Minggu, 10 Desember 2017

Qo’idah ke 1 (bagian 2).

50 Pedoman Kehidupan 
Dari Al-Qur’an
Disarikan dari kitab:
قَوَاعِدُ قُرْآنِيَّةْ
Karya: DR.Umar 
bin Abdullah al-Muqbil


****

Pedoman ke 1 (lanjutan)

 3-Diantara amaliyah yang cocok dengan qo’idah Qur’aniyyah ini adalah: satu pujian yang telah Allah berikan kepada hamba sang Rohman, melalui firmannya yang berbunyi:

وَاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُوْنَ قَالُوْا سَلَامًا
Dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.
(al-Furqon:63)
      

Imam Ibnu Jarir Rohimahullahu menjelaskan  bahwa arti dari ayat tersebut adalah: ketika orang-orang jahil berbicara kepada mereka tentang Allah dengan perkataan yang tidak enak didengar, mereka tetap menjawab dengan kata-kata yang baik serta bahasa yang santun. Mereka berkata: perkataan yang baik itu diucapkan bukan karena merasa lemah ataupu rendah, akan tetapi justru menunjukkan keluhuran dan kehormatan yang tinggi. Seorang yang mulia tidak akan pernah menyibukkan diri dengan perkataan yang hina dan buruk, bahkan akan selalu berusaha untuk melakukan sesuatu yang lebih penting, lebih mulia dan lebih bermartabat.  
      Namun sangat disayangkan, banyak sekali terjadi di komunitas muslim, dimana mereka tidak memegang Qo’idah Qur’aniyyah ini dalam hal mengucapkan kata-kata pada kehidupan sehari-hari. Sebagai contohnya adalah:
1-Cobalah kamu cermati bahwa para missionaris/penginjil berusaha keras menggunakan qo’idah ini dalam bertutur kata, untuk menarik kaum muslimin agar menanggalkan keislaman lalu mengikuti agama mereka. Sementara kaum muslimin yang lebih berhak untuk mengikuti qo’idah tersebut justru melalaikannya.
2-Dalam memperlakukan orang tua. Begitu banyak anak-anak di sekitar kita mengucapkan kata-kata kasar kepada orang tuanya tanpa merasa bersalah atau risih sedikitpun.
3-Dalam hubungan suami istri. Tidak sedikit pula pasangan suami-istri yang sering mengucspkan kata-kata yang buruk dan kotor untuk merendahkan pasangan hidupnya.
4-Dalam memperlakukan anak-anak. Banyak juga orang tua yang suka melontarkan kata-kata yang tidak sopan kepada anak-anak mereka. Semestinya orang tua lah yang harus mengajarkan dan memberi contoh kepada anak-anak tentang perkataan yang baik dan halus, yang harus digunakan sehari-hari di hadapan siapapun.
5-Dalam memperlakukan bawahan dan pembantu. Di sekitar kita masih banyak orang-orang yang suka berkata kasar dan buruk kepada bawahan atau pembantu mereka. Mereka merasa berhak mengucapkan kata-kata tersebut karena merasa mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih mulia dibanding  bawahan atau pembantu mereka.
       
     Sungguh Allah telah mengingatkan agar kita jangan sampai melalaikan qo’idah ini, maka Allah berfirman :

اِنَّ الشَيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ
Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan diantara mereka. (al-Isro’: 53)


     Bagi orang yang diuji dengan mendengarkan kata-kata yang dibenci, hendaknya dia bersabar, menahan rasa sakit dan bertahan untuk tidak membalas atau menjawabnya kecuali dengan kata-kata yang baik, selalu menghadapi orang-orang bodoh dengan sikap santun, serta menjawab kata-kata kotor dengan kata-kata yang baik. Jika tidak demikian, maka tidak ada lagi hal yang membedakan antara orang bodoh dengan orang pintar karena siapapun pasti bisa untuk mengucapkan kata-kata yang buruk.

Intisari dari qo’idah ke satu ini adalah:
·       Kita harus selalu menjaga perkataan.
·       Kita harus selalu menggunakan kata-kata yang baik, dimanapun dan terhadap siapapun.
·       Kita tidak boleh membentak atau menghardik siapapun, bahkan terhadap orang yang minta-minta.

(bersambung)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar