50 Pedoman
Kehidupan
Dari Al-Qur’an
Dari Al-Qur’an
Disarikan
dari kitab:
قَوَاعِدُ قُرْآنِيَّةْ
Karya: DR.Umar
bin Abdullah al-Muqbil
****
Pedoman ke 1 (lanjutan)
3-Diantara amaliyah yang cocok dengan qo’idah
Qur’aniyyah ini adalah: satu pujian yang telah Allah berikan kepada hamba sang
Rohman, melalui firmannya yang berbunyi:
وَاِذَا
خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُوْنَ قَالُوْا سَلَامًا
Dan
apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang
baik.
(al-Furqon:63)
Imam Ibnu Jarir Rohimahullahu
menjelaskan bahwa arti dari ayat
tersebut adalah: ketika orang-orang jahil berbicara kepada mereka tentang Allah
dengan perkataan yang tidak enak didengar, mereka tetap menjawab dengan
kata-kata yang baik serta bahasa yang santun. Mereka berkata: perkataan yang
baik itu diucapkan bukan karena merasa lemah ataupu rendah, akan tetapi justru
menunjukkan keluhuran dan kehormatan yang tinggi. Seorang yang mulia tidak akan
pernah menyibukkan diri dengan perkataan yang hina dan buruk, bahkan akan
selalu berusaha untuk melakukan sesuatu yang lebih penting, lebih mulia dan
lebih bermartabat.
Namun sangat disayangkan, banyak sekali
terjadi di komunitas muslim, dimana mereka tidak memegang Qo’idah Qur’aniyyah
ini dalam hal mengucapkan kata-kata pada kehidupan sehari-hari. Sebagai
contohnya adalah:
1-Cobalah kamu
cermati bahwa para missionaris/penginjil berusaha keras menggunakan qo’idah ini
dalam bertutur kata, untuk menarik kaum muslimin agar menanggalkan keislaman
lalu mengikuti agama mereka. Sementara kaum muslimin yang lebih berhak untuk
mengikuti qo’idah tersebut justru melalaikannya.
2-Dalam
memperlakukan orang tua. Begitu banyak anak-anak di sekitar kita mengucapkan
kata-kata kasar kepada orang tuanya tanpa merasa bersalah atau risih
sedikitpun.
3-Dalam hubungan
suami istri. Tidak sedikit pula pasangan suami-istri yang sering mengucspkan
kata-kata yang buruk dan kotor untuk merendahkan pasangan hidupnya.
4-Dalam
memperlakukan anak-anak. Banyak juga orang tua yang suka melontarkan kata-kata
yang tidak sopan kepada anak-anak mereka. Semestinya orang tua lah yang harus
mengajarkan dan memberi contoh kepada anak-anak tentang perkataan yang baik dan
halus, yang harus digunakan sehari-hari di hadapan siapapun.
5-Dalam
memperlakukan bawahan dan pembantu. Di sekitar kita masih banyak orang-orang
yang suka berkata kasar dan buruk kepada bawahan atau pembantu mereka. Mereka
merasa berhak mengucapkan kata-kata tersebut karena merasa mempunyai kedudukan
yang lebih tinggi dan lebih mulia dibanding
bawahan atau pembantu mereka.
Sungguh Allah telah mengingatkan agar kita
jangan sampai melalaikan qo’idah ini, maka Allah berfirman :
اِنَّ
الشَيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ
Sesungguhnya setan itu menimbulkan
perselisihan diantara mereka. (al-Isro’: 53)
Bagi orang yang diuji dengan mendengarkan
kata-kata yang dibenci, hendaknya dia bersabar, menahan rasa sakit dan bertahan
untuk tidak membalas atau menjawabnya kecuali dengan kata-kata yang baik,
selalu menghadapi orang-orang bodoh dengan sikap santun, serta menjawab
kata-kata kotor dengan kata-kata yang baik. Jika tidak demikian, maka tidak ada
lagi hal yang membedakan antara orang bodoh dengan orang pintar karena siapapun
pasti bisa untuk mengucapkan kata-kata yang buruk.
Intisari
dari qo’idah ke satu ini adalah:
· Kita
harus selalu menjaga perkataan.
· Kita
harus selalu menggunakan kata-kata yang baik, dimanapun dan terhadap siapapun.
· Kita
tidak boleh membentak atau menghardik siapapun, bahkan terhadap orang yang
minta-minta.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar