Selasa, 12 Desember 2017

Qo'idah ke 2 (bagian 1)

50 Pedoman Kehidupan 
Dari Al-Qur’an
Disarikan dari kitab:
قَوَاعِدُ قُرْآنِيَّةْ
Karya: DR.Umar 
bin Abdullah al-Muqbil


****


Pedoman ke: 2 



وَعَسٰى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
 وَعَسٰى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ
 وَاللهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (al-Baqoroh:216)

        Pedoman ini adalah pedoman yang sangat agung karena memiliki keterkaitan dengan salah satu pokok iman, yaitu: beriman kepada qodlo’ dan qodar Allah. Pedoman yang telah diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat al-Baqoroh yang berkenaan dengan kewajiban berjihad/berperang membela agama Allah. Dalam runtutan peristiwa tentang memisahkan seorang istri, Allah juga menggariskan bahwa sesuatu yang kamu benci belum tentu buruk dan sesuatu yang kamu sukai belum tentu baik, karena pada akhirnya semuanya akan kembali pada qodlo dan qodar Allah semata. Allah berfirman:

فَاِنْ كَرِهْتُمُوْ هُنَّ فَعَسٰى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا

وَيَجْعَلَ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (al-Nisa’: 19)


    Arti dari pedoman keلاdua ini secara ringkas adalah: bahwasanya saat manusia terjatuh ke dalam takdir yang menyakitkan, yang tentu saja sangat tidak disukainya, terkadang mereka mengeluh atau measa sedang tertimpa kesedihan yang banyak, serta merasa bahwa takdir itu merupakan pukulan keras yang digariskan untuk menampar angan-angan dan kehidupannya. Padahal kenyataannya, takdir yang demikian itu terkadang  justru membawa banyak kebaikan di kemudian hari tanpa disadari olehnya. Sebaliknya, tidak sedikit manusia yang mengidamkan sesuatu lalu mengerahkan segala kemampuan, baik jiwa, raga maupun harta  untuk meraihnya, dan ternyata hasil yang dicapai tidak sesuai dengan keinginannya itu.

        Sesungguhnya jika kamu merenungkan dua ayat yang telah disebut diatas, kamu akan menemui dari ayat yang pertama (yang menerangkan tentang kewajiban berjihad), bercerita tentang rasa sakit di badan yang pasti dialami oleh orang yang ikut berjihad/berperang membela agama Allah pada umumnya. Dan jika kamu merenungkan ayat kedua (yang menjelaskan tentang perceraian antara suami istri), disana juga bercerita tentang rasa sakit yang akan diterima oleh dua orang yang bercerai. Rasa sakit pada jiwa karena kehilangan orang yang telah mendampingi kehidupan mereka selama ini. Ketika ayat ke satu kamu renungkan, maka kamu mendapati unsur ibadah dan penghambaan, sedangkan pada ayat ke dua kamu mendapati cerita yang berkaitan dengan unsur keduniaan.

         Demikianlah, dalam hidup kita pasti akan dihadapkan dengan sesuatu yang terkadang tidak bisa kita tolak, seperi rasa sakit pada badan, rasa kesepian dan kehilangan, yang mana semua itu tidak lepas dari qodlo dan qodar Allah. Untuk menghadapi segala kemungkinan tersebut, maka hendaklah kita selalu berpegang pada qo’idah yang ke dua ini sebagai pedoman dalam kehidupan. Tidak selamanya yang kita sukai itu baik bagi kita, dan tidak selamanya yang kita benci itu buruk bagi kita pada akhirnya. Dalam syair disebutkan :

جبلت على كدر وانت تريدها
صفوا من الاقذاء والاقذار
Kehidupan ini diciptakan dalam kekeruhan, sedangkan kamu menginginkannya menjadi bening dan bersih dari segala kotoran


Bahkan, Allah sudah menegaskan melaui firman-NYA
yang berbunyi:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍ
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (al-Balad:4)


        Ketahuilah, sesungguhnya berpegang dan mengamalkan Qo’idah  Qur’aniyyah dalam menjalani kehidupan di dunia ini adalah sesuatu yang sangat agung, yang dapat memenuhi jiwa kita dengan ketenangan, ketentraman serta kebahagiaan. Qo’idah Qur’aniyyah ini juga akan akan membebaskan hati dari rasa galau, cemas dan kekhawatiran yang berlebihan, manakala kita tertimpa musibah dan jatuh ke dalam taqdir yang menyakitkan pada suatu hari di kehidupan ini.


(bersambung)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar