50 Pedoman
Kehidupan
Dari Al-Qur’an
Dari Al-Qur’an
Disarikan
dari kitab:
قَوَاعِدُ قُرْآنِيَّةْ
Karya: DR.Umar
bin Abdullah al-Muqbil
****
Pedoman ke: 2
وَعَسٰى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا
وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
وَعَسٰى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ
لَكُمْ
وَاللهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا
تَعْلَمُوْنَ
Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. (al-Baqoroh:216)
Pedoman ini adalah pedoman yang sangat agung karena memiliki keterkaitan
dengan salah satu pokok iman, yaitu: beriman kepada qodlo’ dan qodar Allah.
Pedoman yang telah diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat
al-Baqoroh yang berkenaan dengan kewajiban berjihad/berperang membela agama
Allah. Dalam runtutan peristiwa tentang memisahkan seorang istri, Allah juga
menggariskan bahwa sesuatu yang kamu benci belum tentu buruk dan sesuatu yang
kamu sukai belum tentu baik, karena pada akhirnya semuanya akan kembali pada
qodlo dan qodar Allah semata. Allah berfirman:
فَاِنْ
كَرِهْتُمُوْ هُنَّ فَعَسٰى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا
وَيَجْعَلَ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا
كَثِيْرًا
Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka
(maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (al-Nisa’: 19)
Arti
dari pedoman keلاdua ini secara ringkas adalah: bahwasanya saat manusia terjatuh
ke dalam takdir yang menyakitkan, yang tentu saja sangat tidak disukainya,
terkadang mereka mengeluh atau measa sedang tertimpa kesedihan yang banyak,
serta merasa bahwa takdir itu merupakan pukulan keras yang digariskan untuk
menampar angan-angan dan kehidupannya. Padahal kenyataannya, takdir yang
demikian itu terkadang justru membawa
banyak kebaikan di kemudian hari tanpa disadari olehnya. Sebaliknya, tidak
sedikit manusia yang mengidamkan sesuatu lalu mengerahkan segala kemampuan,
baik jiwa, raga maupun harta untuk
meraihnya, dan ternyata hasil yang dicapai tidak sesuai dengan keinginannya
itu.
Sesungguhnya jika kamu merenungkan dua ayat yang telah disebut diatas,
kamu akan menemui dari ayat yang pertama (yang menerangkan tentang kewajiban
berjihad), bercerita tentang rasa sakit di badan yang pasti dialami
oleh orang yang ikut berjihad/berperang membela agama Allah pada umumnya. Dan
jika kamu merenungkan ayat kedua (yang menjelaskan tentang perceraian antara
suami istri), disana juga bercerita tentang rasa sakit yang akan diterima oleh
dua orang yang bercerai. Rasa sakit pada jiwa karena kehilangan orang yang telah mendampingi kehidupan mereka selama ini. Ketika ayat ke satu kamu renungkan,
maka kamu mendapati unsur ibadah dan penghambaan, sedangkan pada ayat ke dua
kamu mendapati cerita yang berkaitan dengan unsur keduniaan.
Demikianlah, dalam hidup kita pasti
akan dihadapkan dengan sesuatu yang terkadang tidak bisa kita tolak, seperi rasa
sakit pada badan, rasa kesepian dan kehilangan, yang mana semua itu tidak lepas
dari qodlo dan qodar Allah. Untuk menghadapi segala kemungkinan tersebut, maka
hendaklah kita selalu berpegang pada qo’idah yang ke dua ini sebagai pedoman
dalam kehidupan. Tidak selamanya yang kita sukai itu baik bagi kita, dan tidak
selamanya yang kita benci itu buruk bagi kita pada akhirnya. Dalam syair
disebutkan :
جبلت
على كدر وانت تريدها
صفوا
من الاقذاء والاقذار
Kehidupan
ini diciptakan dalam kekeruhan, sedangkan kamu menginginkannya menjadi bening
dan bersih dari segala kotoran
Bahkan, Allah
sudah menegaskan melaui firman-NYA
yang berbunyi:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ
فِيْ كَبَدٍ
Sesungguhnya
kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (al-Balad:4)
Ketahuilah, sesungguhnya
berpegang dan mengamalkan Qo’idah Qur’aniyyah
dalam menjalani kehidupan di dunia ini adalah sesuatu yang sangat agung, yang
dapat memenuhi jiwa kita dengan ketenangan, ketentraman serta kebahagiaan. Qo’idah
Qur’aniyyah ini juga akan akan membebaskan hati dari rasa galau, cemas dan
kekhawatiran yang berlebihan, manakala kita tertimpa musibah dan jatuh ke dalam
taqdir yang menyakitkan pada suatu hari di kehidupan ini.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar