50
Pedoman Kehidupan
Dari Al-Qur’an
Dari Al-Qur’an
Disarikan
dari kitab:
قَوَاعِدُ
قُرْآنِيَّةْ
Karya:
DR.Umar
bin
Abdullah al-Muqbil
****
Pedoman
ke:2 (lanjutan).
Jika kita mencermati kisah-kisah yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan
lembar-lembar sejarah Nabi, atau kita memperhatikan peristiwa yang terjadi di
sekitar kita, maka kita akan mendapati ‘ibroh dan kenyataan yang teramat
banyak. Selanjutnya saya akan menuturkan tentang sebagian dari kisah-kisah
tersebut, untuk dijadikan sebagai penawar bagi setiap kesedihan serta inspirasi
setelah tertimpa kesusahan:
1. Kisah
tentang Ibunda Nabi Musa ‘alayhissalam yang rela menghanyutkan putranya ke
dalam sungai! Coba kamu bayangkan, betapa sakit dan sedihnya perasaan seorang
ibu saat dengan sangat terpaksa ia harus merelakan putranya hanyut dibawa
aliran sungai untuk melindunginya agar tidak diambil lalu dibunuh oleh pasukan
Fir’aun! Namun, kelanjutan dari kisah itu berakhir manis dan menjadi jejak
sejarah yang indah di kemudian hari. Begitulah akhir yang tersembunyi dari qo’idah
ini, yaitu firman Allah:
وَاللهُ
يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Dan Allah mengetahui, sedangkan kamu
tidak mengetahui.
2. Renungkanlah
ayat yang berkisah tentang Nabi Yusuf ‘alayhissalam, maka kamu akan mendapati
bahwa ayat pada qo’idah ke dua sangat cocok dengan peristiwa yang menimpa Nabi
Yusuf beserta ayah beliau yaitu: Nabi Ya’qub
‘alayhimassalam.
3. Renungkan
pula tentang ayat yang berkisah tentang seorang pemuda yang dibunuh oleh Nabi
Hidlir ‘alayhissalam, sesuai perintah Allah melalui firman_NYA yang berbunyiL
وَاَمَّا
الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ
فَخَشِيْنَآ
أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا. فَاَرَدْنَآ
اَنْ
يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكوٰةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا
Dan adapun anak itu, kedua orang
tuanya adalah orang-orang mu’min dan kami khawatir anak itu akan mendorong
kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
Dan kami menghendaki supaya Tuhan
mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari
anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu-bapaknya).
(al-Kahfi: 81-81)
Saya hentikan sejenak di sini dan saya
akan bertanya:
Betapa banyak orang-orang yang
ditakdirkan oleh Allah dengan tidak diberikan anak kepada mereka. Bukankah
takdir itu sangat menyesakkan dada? Dan merupakan kebiasaan yang sering
terjadi, dimana manusia selalu dirundung rasa sedih karena tidak bisa
mendapatkan keturunan, bukan? Ayat diatas tidak saja menceritakan tentang agungnya
nikmat Allah berupa pemberian seorang anak, tidak pula sebatas pada hilangnya
rasa sedih karena seorang anak, bahkan karena kehadiran seorang anak bisa
memberikan kegembiraan yang besar dalam jiwa ibu-bapaknya. Hal inilah yang
Allah tegaskan secara nyata, yaitu: tentang nikmat berupa kasih sayang orang tua kepada anak! Dan sebaliknya,
kehadiran seorang anak terkadang juga
bisa menyebabkan ibu-bapaknya celaka, hidup susah serta bisa juga menghancurkan
nama baik mereka!
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar