Rabu, 13 Desember 2017

Qo'idah ke 2 (bagian 2)

50 Pedoman Kehidupan
Dari Al-Qur’an
Disarikan dari kitab:
قَوَاعِدُ قُرْآنِيَّةْ
Karya: DR.Umar 
bin Abdullah al-Muqbil

**** 

Pedoman ke:2 (lanjutan).

               Jika kita mencermati kisah-kisah yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan lembar-lembar sejarah Nabi, atau kita memperhatikan peristiwa yang terjadi di sekitar kita, maka kita akan mendapati ‘ibroh dan kenyataan yang teramat banyak. Selanjutnya saya akan menuturkan tentang sebagian dari kisah-kisah tersebut, untuk dijadikan sebagai penawar bagi setiap kesedihan serta inspirasi setelah tertimpa kesusahan:
1.   Kisah tentang Ibunda Nabi Musa ‘alayhissalam yang rela menghanyutkan putranya ke dalam sungai! Coba kamu bayangkan, betapa sakit dan sedihnya perasaan seorang ibu saat dengan sangat terpaksa ia harus merelakan putranya hanyut dibawa aliran sungai untuk melindunginya agar tidak diambil lalu dibunuh oleh pasukan Fir’aun! Namun, kelanjutan dari kisah itu berakhir manis dan menjadi jejak sejarah yang indah di kemudian hari. Begitulah akhir yang tersembunyi dari qo’idah ini, yaitu firman Allah:
وَاللهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Dan Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.

2.   Renungkanlah ayat yang berkisah tentang Nabi Yusuf ‘alayhissalam, maka kamu akan mendapati bahwa ayat pada qo’idah ke dua sangat cocok dengan peristiwa yang menimpa Nabi Yusuf  beserta ayah beliau yaitu: Nabi Ya’qub ‘alayhimassalam.
3.   Renungkan pula tentang ayat yang berkisah tentang seorang pemuda yang dibunuh oleh Nabi Hidlir ‘alayhissalam, sesuai perintah Allah melalui firman_NYA yang berbunyiL
وَاَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ
فَخَشِيْنَآ أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا. فَاَرَدْنَآ
اَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكوٰةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا
Dan adapun anak itu, kedua orang tuanya adalah orang-orang mu’min dan kami khawatir anak itu akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
Dan kami menghendaki supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu-bapaknya).
(al-Kahfi: 81-81)

         Saya hentikan sejenak di sini dan saya akan bertanya:
Betapa banyak orang-orang yang ditakdirkan oleh Allah dengan tidak diberikan anak kepada mereka. Bukankah takdir itu sangat menyesakkan dada? Dan merupakan kebiasaan yang sering terjadi, dimana manusia selalu dirundung rasa sedih karena tidak bisa mendapatkan keturunan, bukan? Ayat diatas tidak saja menceritakan tentang agungnya nikmat Allah berupa pemberian seorang anak, tidak pula sebatas pada hilangnya rasa sedih karena seorang anak, bahkan karena kehadiran seorang anak bisa memberikan kegembiraan yang besar dalam jiwa ibu-bapaknya. Hal inilah yang Allah tegaskan secara nyata, yaitu: tentang nikmat berupa kasih sayang  orang tua kepada anak! Dan sebaliknya, kehadiran seorang anak terkadang  juga bisa menyebabkan ibu-bapaknya celaka, hidup susah serta bisa juga menghancurkan nama baik mereka!


(bersambung)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar